Profil Desa Kewangunan

Ketahui informasi secara rinci Desa Kewangunan mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Kewangunan

Tentang Kami

Desa Kewangunan di Kecamatan Petanahan, Kebumen, merupakan desa mandiri yang dinamis dengan potensi utama pada sektor pertanian dan produk olahan telur asin. Desa ini aktif dalam inovasi data melalui program Desa CANTIK dan penguatan ekonomi lokal melalui

  • Pemerintahan Progresif

    Pemerintah Desa Kewangunan menunjukkan inisiatif tinggi dalam pembangunan, yang dibuktikan dengan pencapaian status Desa Mandiri pada tahun 2025 dan prestasi sebagai Juara 3 Desa sadar statistik (CANTIK) se-Kabupaten Kebumen.

  • Sentra Telur Asin

    Desa ini dikenal sebagai salah satu pusat produksi telur asin di wilayah Petanahan, dengan upaya berkelanjutan dalam peningkatan mutu dan pemasaran, termasuk melalui platform digital.

  • Ketahanan Pangan

    Sektor pertanian, khususnya padi, menjadi tulang punggung perekonomian warga, didukung oleh inisiatif pemerintah desa dalam menjaga dan menormalisasi infrastruktur irigasi untuk memastikan produktivitas lahan.

Pasang Disini

Terletak di jalur strategis yang menghubungkan kawasan pesisir selatan, Desa Kewangunan, Kecamatan Petanahan, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, menunjukkan perkembangan signifikan sebagai sebuah desa yang mandiri dan berdaya saing. Dengan fondasi ekonomi pada sektor pertanian dan produk olahan lokal, pemerintah desa bersama warganya terus bergerak maju, mengukir prestasi dan memperkuat struktur sosial-ekonomi secara berkelanjutan. Keberhasilannya meraih status Desa Mandiri pada tahun 2025 menjadi bukti nyata dari semangat kemajuan yang diusung.

Desa yang dipimpin oleh Kepala Desa, Bapak Subagyo, ini aktif mengoptimalkan potensi yang ada, mulai dari sektor pertanian hingga pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Berbagai program dan inisiatif yang digulirkan tidak hanya berfokus pada peningkatan ekonomi, tetapi juga pada pembangunan sumber daya manusia dan pelestarian lingkungan. Komitmen ini terlihat dari berbagai kegiatan yang melibatkan partisipasi aktif masyarakat, menjadikan Desa Kewangunan sebagai contoh desa yang dinamis di Kabupaten Kebumen.

Geografi dan Wilayah Administrasi

Desa Kewangunan secara geografis berada di wilayah Kecamatan Petanahan, sebuah kecamatan yang bagian selatannya berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Lokasi desa ini dapat diakses melalui Jalan Petanahan-Puring Kilometer 2. Kantor pusat pemerintahan desa beralamat di Jalan Petanahan-Puring Km. 2, Dusun Kawilagan RT 02 RW 01, Desa Kewangunan, dengan kode pos 54382.

Meskipun data spesifik mengenai luas wilayah dan jumlah penduduk Desa Kewangunan belum tercantum dalam rilis statistik terbaru yang dapat diakses publik, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) untuk Kecamatan Petanahan secara keseluruhan dapat memberikan gambaran. Kecamatan Petanahan memiliki total luas wilayah 44,84 km2. Letaknya yang strategis menjadikan desa-desa di dalamnya, termasuk Kewangunan, memiliki akses yang relatif mudah menuju pusat kecamatan maupun ibu kota kabupaten.

Secara administratif, batas-batas wilayah Kecamatan Petanahan meliputi:

  • Sebelah Utara: Berbatasan dengan Kecamatan Sruweng dan Kecamatan Adimulyo

  • Sebelah Timur: Berbatasan dengan Kecamatan Klirong

  • Sebelah Barat: Berbatasan dengan Kecamatan Puring

  • Sebelah Selatan: Berbatasan dengan Samudra Hindia

Letak ini membuat Desa Kewangunan, meskipun tidak persis di tepi pantai, turut merasakan denyut kehidupan kawasan pesisir selatan Jawa. Kondisi topografi wilayahnya yang didominasi dataran rendah sangat mendukung aktivitas pertanian, yang menjadi salah satu pilar utama ekonomi desa.

Demografi dan Tata Kelola Pemerintahan

Pemerintahan Desa Kewangunan menunjukkan komitmen kuat terhadap transparansi dan kemajuan. Di bawah kepemimpinan Kepala Desa Subagyo dan didukung oleh jajaran perangkat desa seperti Sekretaris Desa Agus Suryanto, berbagai program strategis berhasil dijalankan. Salah satu pencapaian penting yakni penetapan status Desa Mandiri yang diresmikan melalui Musyawarah Desa Khusus (Musdesus) pada 19 Mei 2025. Status ini menandakan bahwa desa dianggap mampu mengelola sumber daya dan potensi secara mandiri untuk kesejahteraan warganya.

Pada bulan yang sama, desa ini juga meraih prestasi membanggakan sebagai Juara 3 Terbaik dalam program "Desa Cinta Statistik" (Desa CANTIK) tingkat Kabupaten Kebumen tahun 2025. Penghargaan yang diterima pada 6 Mei 2025 ini mengindikasikan kemampuan desa dalam mengelola dan menyajikan data secara akurat dan terstruktur, sebuah fondasi penting untuk perencanaan pembangunan yang berbasis bukti.

Untuk meningkatkan pelayanan publik, Balai Desa Kewangunan juga kerap menjadi lokasi kegiatan penting. Pada 17 Januari 2025, misalnya, Pengadilan Agama Kebumen memilih balai desa ini sebagai lokasi untuk menyelenggarakan sidang di luar gedung. Langkah ini bertujuan untuk mendekatkan layanan hukum kepada masyarakat, menunjukkan bahwa infrastruktur dan tata kelola desa dinilai representatif dan mampu mendukung kegiatan tingkat kabupaten.

Potensi Ekonomi dan Mata Pencaharian

Perekonomian Desa Kewangunan ditopang oleh beberapa sektor utama, dengan pertanian dan UMKM sebagai motor penggeraknya. Mayoritas penduduk menggantungkan hidupnya pada lahan pertanian, terutama sawah tadah hujan dan irigasi.

Pertanian sebagai Tulang Punggung

Sektor pertanian merupakan fondasi utama bagi masyarakat Desa Kewangunan. Kesuburan tanah di wilayah ini dimanfaatkan untuk menanam padi dan komoditas palawija lainnya. Pemerintah desa menaruh perhatian serius pada sektor ini. Sebagai contoh, pada awal Juni 2025, Kepala Desa secara langsung meninjau proyek normalisasi saluran irigasi sawah. Upaya ini dilakukan untuk memastikan pasokan air bagi lahan pertanian warga berjalan lancar, terutama menjelang musim tanam. Normalisasi infrastruktur vital ini menjadi kunci untuk menjaga stabilitas dan meningkatkan hasil panen, yang pada akhirnya berdampak langsung pada ketahanan pangan dan pendapatan petani.

Telur Asin sebagai Produk Unggulan

Di samping pertanian, Desa Kewangunan juga dikenal sebagai salah satu sentra produksi telur asin di Kecamatan Petanahan. Produk olahan ini telah menjadi ikon ekonomi desa dan sumber pendapatan penting bagi banyak keluarga. Menyadari potensi besar ini, berbagai upaya dilakukan untuk meningkatkan nilai jual dan jangkauan pasar. Salah satunya melalui kegiatan pelatihan dan pendampingan yang diinisiasi oleh akademisi dari Universitas Negeri Malang (UM) dan Universitas Sebelas Maret (UNS). Program ini berfokus pada penguatan mutu produk serta strategi perluasan pasar berbasis marketplace digital. Dengan sentuhan inovasi pada pengemasan dan pemasaran online, telur asin Kewangunan diharapkan dapat menembus pasar yang lebih luas dan kompetitif, serta memberikan nilai tambah yang lebih besar bagi para pengrajinnya.

Penguatan Ekonomi Melalui Koperasi

Inisiatif terbaru dalam memperkuat struktur ekonomi desa ialah pembentukan "Koperasi Desa Merah Putih Kewangunan" yang disepakati dalam musyawarah desa pada Mei 2025. Pendirian koperasi ini merupakan langkah strategis untuk mewadahi berbagai kegiatan ekonomi warga, mulai dari simpan pinjam hingga pemasaran produk unggulan. Koperasi diharapkan dapat menjadi lembaga keuangan mikro yang sehat dan mandiri, serta menjadi agregator bagi produk-produk UMKM desa, sehingga posisi tawar para produsen lokal menjadi lebih kuat.

Kehidupan Sosial dan Budaya

Masyarakat Desa Kewangunan memegang teguh nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong, yang tercermin dalam berbagai kegiatan sosial. Kehidupan beragama yang harmonis dan pelestarian tradisi budaya berjalan beriringan dengan dinamika pembangunan desa.

Semangat kewirausahaan sosial juga pernah diwujudkan melalui inisiatif unik, yaitu Pasar Wangun Jinawi. Diresmikan pada akhir tahun 2019, pasar ini mengusung konsep pasar kuliner tradisional yang otentik. Pasar ini dirancang untuk tidak buka setiap hari, melainkan hanya pada hari pasaran Jawa tertentu, yaitu Minggu Pon, yang jatuh setiap 35 hari sekali. Keunikannya terletak pada sistem transaksi yang tidak menggunakan mata uang rupiah, melainkan koin khusus dari anyaman daun pandan yang disebut "kethip". Pengunjung harus menukarkan uangnya dengan kethip di pintu masuk untuk bisa berbelanja aneka jajanan tradisional langka seperti utri, awug-awug, bongko, dan jenang candil. Meskipun informasi mengenai aktivitas terkini pasar ini terbatas, keberadaannya di masa lalu menunjukkan adanya gagasan kreatif dari masyarakat untuk mengangkat potensi kuliner dan budaya lokal sebagai daya tarik wisata.

Di samping itu, pembinaan generasi muda juga menjadi perhatian. Organisasi Karangtaruna desa aktif berpartisipasi dalam berbagai kegiatan, termasuk rapat koordinasi tingkat kecamatan untuk menyinergikan program kepemudaan. Kegiatan budaya lainnya, seperti kirab drumben yang digelar oleh TK Tunas Karya Kewangunan pada Mei 2024, menjadi sarana untuk menanamkan kecintaan terhadap seni dan budaya sejak usia dini.

Infrastruktur dan Arah Pembangunan

Pembangunan infrastruktur di Desa Kewangunan terus berjalan seiring dengan kebutuhan masyarakat. Selain normalisasi saluran irigasi yang menjadi prioritas, pemerintah desa juga fokus pada pemeliharaan akses jalan desa dan fasilitas umum lainnya. Keberhasilan meraih status Desa Mandiri mendorong desa untuk terus berbenah, baik dari sisi fisik maupun non-fisik.

Ke depan, dengan adanya Koperasi Desa Merah Putih, Desa Kewangunan memiliki landasan yang lebih kuat untuk mengembangkan ekonominya secara terintegrasi. Fokus pembangunan diperkirakan akan terus diarahkan pada tiga pilar utama: peningkatan produktivitas pertanian melalui modernisasi sederhana, pengembangan UMKM telur asin dengan jangkauan pasar yang lebih luas, serta penguatan kapasitas kelembagaan lokal untuk mendukung tata kelola yang transparan dan akuntabel. Dengan modal sosial yang kuat dan pemerintahan yang progresif, Desa Kewangunan berada di jalur yang tepat untuk menjadi desa percontohan yang maju dan sejahtera di Kabupaten Kebumen.